Dengan dorongan yang mendesak terhadap pembatasan anggaran TI dan juga ketat nya regulatory requirements maka virtualisasi adalah inovasi teknologi mendasar yang memungkinkan CIO dan Manajer TI terampil untuk memberikan solusi kreatif untuk setiap tantangan bisnis didalam organisasi nya.

Secara sederhana, virtualisasi merupakan solusi yang sudah saatnya di terapkan didalam Organisasi. Virtualisasi dalam istilah yang umum menggambarkan pemisahan sumber daya (resource) atau permintaan (requiest) kedalam bentuk virtual terhadap setiap layanan (service) yang berjalan di atas nya. Sebagai contoh pada memori virtual (RAM), sebuah aplikasi dapat menggunakan memory lebih besar dari memori fisik yang ada, melalui swapping data ke hard disk. Demikian pula, teknik virtualisasi dapat diterapkan ke lapisan infrastruktur TI lainnya - termasuk jaringan, server hardware, sistem operasi dan aplikasi.

Perpaduan teknologi virtualisasi atau infrastruktur virtual memberikan lapisan abstraksi antara komputasi, storage dan jaringan hardware, dan aplikasi yang sedang berjalan di atasnya (lihat Figure 1).  Dengan infrastruktur virtual memberikan administrator keuntungan dari pengelolaan sumber daya yang dimiliki di dalam perusahaan, memungkinkan manajer TI untuk lebih responsif terhadap dinamika kebutuhan organisasi dan investasi terhadap perangkat infrastruktur baik hardware maupun software

Virtualisasi

Saat ini virtualisasi dapat di aplikasikan di dalam layer system termasuk virtualisasi pada tingkat perangkat keras (hardware), virtualisasi pada tingkat sistem operasi (operating system) dan high level language virtual machines. Virtualisasi pada perangkat keras di perkenalkan oleh IBM melalui IBM Mainframes pada tahun 1970-an dan kemudian belakangan Unix/RISC System Vendors memulai virtualisasi berdasarkan perangkat keras (hardware) sebelum  masuk ke dalam  virtualisasi berbasis perangkat lunak (software). Untuk Unix/RISC dan sistem x86 terdapat dua pendekatan yang biasa dilakukan dalam melakukan virtualisasi berdasarkan perangkat lunak (software) yaitu Hosted Architectures dan Hypervisor Architectures. 


Hosted Architectures mendukung layanan virtualisasi di atas sistem operasi dan mendukung banyak banyak perangkat keras. Sebaliknya Hypervisor Architectures merupakan yang perangkat lunak yang diinstal pada sistem berbasis x86 tanpa melalui sistem operasi (sering disebut “bare metal”) karena memiliki akses langsung ke sumber daya perangkat keras, Hypervisor lebih efisien daripada Hosted Architectures sehingga memungkinkan skalabilitas yang lebih besar, ketahanan dan kinerja.

Benefit

  • Konsolidasi Server – Mengurangi semakin banyak nya server fisik bagi masing masing aplikasi melalui penerapan sistem sebagai Virtual Mesin (VM) yang dapat berjalan dengan aman dan menggunakan resources secara sharing. Hal ini dapat meningkatkan utilisasi server dari 15% menjadi 80%
  • Optimalisasi Pengembangan dan Test – Bagi Developer dapat dengan cepat membuat lingkungan Development dan Test dengan menggunakan pre konfigurasi server sehingga meningkatkan kolaborasi dan standarisasi lingkungan Development
  • Kelangsungan Bisnis (Business Continuity) – Mengurangi biaya dan kompleksitas dari Business Continuity  dengan membuat seluruh sistem menjadi beberapa file yang dapat digandakan (replicated) dan dikembalikan (restored) kedalam virtual infrastruktur juga mengurangi waktu downtime

​nigmagrid.net

Virtualisasi untuk Konsolidasi Server
Virtual machine sangat portable, sehingga dapat dipindahkan atau di copy menggunakan standar (x86-based) platform perangkat keras, dengan demikian, virtualisasi memfasilitasi pengelolaan sumber daya TI secara adaptif dan respon yang lebih besar terhadap perubahan kondisi bisnis.
Hypervisors dapat dirancang untuk terkait erat dengan sistem operasi atau dapat menjadi agnostik untuk sistem operasi. Pendekatan yang terakhir ini menyediakan user dengan kemampuan untuk mengimplementasikan paradigma manajemen OS-netral, sehingga memberikan independensi lebih lanjut dari pusat data.
Application-level partitioning adalah pendekatan lain, dimana banyak aplikasi berbagi sistem operasi tunggal, tapi ini menawarkan kurangnya isolasi (dan risiko yang lebih tinggi) dari perangkat keras atau perangkat lunak partisi, dan dukungan terbatas untuk aplikasi legacy atau lingkungan yang heterogen. Namun, berbagai teknik partitioning dapat dikombinasikan, meskipun dengan meningkatnya kompleksitas.
Oleh karena itu, virtualisasi adalah inisiatif TI yang luas, dimana partitioning adalah salah satu segi. Manfaat lainnya isolasi virtual mesin dan hardware-kemerdekaan yang dihasilkan dari proses virtualisasi. Mesin virtual sangat portabel, dan dapat dipindahkan atau disalin ke industri-standar (x86- based) platform perangkat keras, terlepas dari membuat atau model. Dengan demikian, virtualisasi memfasilitasi pengelolaan sumber daya TI adaptif, dan respon yang lebih besar terhadap perubahan kondisi bisnis
Untuk memberikan keuntungan virtualisasi, beberapa sistem sumber daya harus tervirtualisasi dan dikelola, termasuk CPU, memori utama, dan I / O, selain memiliki sebuah partisi antar kemampuan manajemen sumber daya. Sementara partitioning sangat berguna untuk pengaturan kemampuan untuk organisasi TI, infrastruktur virtual yang terencana akan memberikan nilai bisnis yang lebih baik.

Tantangan bisnis saat ini yang dihadapi CIO dan Manajer TI saat ini adalah:

  • Pemanfaatan hemat biaya infrastruktur TI
  • Tanggap dalam mendukung inisiatif bisnis baru
  • Fleksibilitas dalam beradaptasi dengan perubahan organisasi. 

Virtualization